Pesantren: Benteng Karakter Santri di Era Modern
Beritaandalan.com Mudah mudahan kalian dalam keadaan sehat, Di Blog Ini mari kita eksplorasi Pendidikan, Agama, Generasi Muda, Budaya, Era Modern yang sedang viral. Konten Yang Berjudul Pendidikan, Agama, Generasi Muda, Budaya, Era Modern Pesantren Benteng Karakter Santri di Era Modern Jangan diskip ikuti terus sampai akhir pembahasan.
Table of Contents
Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menekankan pentingnya pembangunan karakter santri dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024, yang jatuh pada Selasa, 22 Oktober 2024. Menurutnya, metode pembangunan karakter harus menjadi prioritas dalam pembelajaran santri agar tujuan dari Undang-Undang No 18 tahun 2019 tentang Pesantren dapat tercapai, yaitu menjalankan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat secara efektif.
Cucun juga mendorong pesantren mengembangkan pendidikan vokasi agar santri siap menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi. Jadi pesantren tidak cuma memberikan pendidikan konvensional, tapi juga memberdayakan keunggulan yang dimilikinya sehingga menghasilkan manfaat bagi para santrinya dan masyarakat, ucapnya.
Pembangunan karakter bukan hanya inti dari tujuan pendidikan nasional, tetapi juga menjadi inti dalam pendidikan Islam. Cucun menambahkan, UU No 18 Tahun 2019 harus menjadi sarana agar pesantren dapat menjadi wahana pendidikan karakter dan pembinaan moral di dalam masyarakat dan di sekitar lingkungan pesantren itu sendiri.
Cucun juga menekankan pentingnya pesantren menghadirkan pendidikan vokasi bagi santrinya selain pendidikan karakter. Ulama dan cendekiawan Mesir, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menekankan bahwa 'sesungguhnya pendidikan akhlak adalah ruh pendidikan Islam'.
Cucun mencontohkan beberapa pesantren yang telah menerapkan pendidikan vokasi, seperti Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ittifaq di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, yang fokus pada pertanian atau agribisnis. Ponpes Al-Ittifaq tidak hanya mengajarkan pendidikan agama, tetapi juga pendidikan pertanian kepada santrinya. Hasil pertanian dari santri dan pengurus Ponpes Al-Ittifaq dijual ke pasar tradisional, supermarket, rumah sakit, dan restoran. Ponpes ini memproduksi 120 jenis komoditas seperti wortel, tomat, kentang, sayur kale, pakcoy, dan lainnya.
Selain itu, ada juga pesantren digital Ponpes Bina Insan Mulia di Cirebon, yang menyediakan pendidikan kejuruan di bidang broadcasting, Teknologi Informatika, hingga keperawatan. Ponpes Bina Insan Mulia bahkan memiliki Media Center Pesantren untuk memperluas pengenalan pesantren dan mempermudah komunikasi dengan wali santri.
Cucun mengusulkan agar pola pendidikan seperti ini dikembangkan di pesantren-pesantren lain di Indonesia. Cucun juga mengapresiasi beberapa pesantren lain yang telah mengembangkan pendidikan vokasi. Menurutnya, pendidikan vokasi sangat dibutuhkan di tengah kemajuan zaman yang menuntut SDM dengan kemampuan di luar bidang akademik.
Cucun juga menyinggung pentingnya program Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Pesantren yang memiliki pendidikan vokasi dalam menyiapkan SDM anak bangsa ke depan. Kita juga bisa maksimalkan program Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Pesantren yang memiliki pendidikan vokasi dalam menyiapkan SDM anak bangsa ke depan, ungkapnya.
Cucun juga menyoroti pentingnya menciptakan santri-santri modern untuk mendukung kemampuan santri di tengah era globalisasi. Menjadi panggilan bagi kita semua untuk meneladani semangat perjuangan yang telah diwariskan oleh para ulama dan santri-santri terdahulu, tutur pimpinan DPR yang tumbuh besar di lingkungan pesantren itu.
Doktor administrasi publik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) itu berharap, para santri terus melanjutkan perjuangan pendahulunya dengan berpegangan pada iman dan ilmu. Santri merupakan tunas-tunas bangsa yang akan menjadi andalan pembangunan nasional. Santri memiliki tugas mulia lewat berbagai perannya, seperti berdakwah dan pemberdayaan masyarakat, ujar Cucun.
Cucun juga mengingatkan tentang banyaknya isu negatif terkait oknum di pesantren yang belakangan marak terjadi. Banyaknya isu berkaitan dengan masalah krisis moral oknum di pesantren harus menjadi catatan bagaimana implementasi UU 18/2019 dan kehadiran Pemerintah dalam pembinaan dan evaluasi harus berjalan, sehingga entitas pesantren tidak jadi korban, paparnya.
Cucun juga menekankan pentingnya pola bimbingan dan character building di pesantren untuk menciptakan santri sebagai manusia yang memiliki kekuatan iman dan ilmu. Pola bimbingan dan character building di pesantren dapat menciptakan santri sebagai manusia yang memiliki kekuatan iman dan ilmu. BLKK bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM di kalangan pondok pesantren, sekaligus memajukan ekonomi umat, terang Cucun.
Cucun juga menyinggung peran santri dalam menyebarkan nilai-nilai Islam dan menumbuhkan ekonomi digital dengan memanfaatkan teknologi. Santri bisa memanfaatkan teknologi untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu Islam, karena pasti pesannya bisa lebih mudah sampai terutama di kalangan generasi muda, urainya. Lewat teknologi, menurut Cucun, santri juga bisa menjalankan perannya sebagai agen pembangunan bangsa sekaligus penggerak ekonomi kerakyatan. Santri modern juga disebut sejalan dengan tema HSN ke-10 tahun 2024 ini yakni "Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan".
Cucun menutup pernyataan dengan menekankan tanggung jawab santri sebagai generasi penerus bangsa untuk berjuang demi masa depan bangsa. Santri sebagai generasi penerus bangsa memiliki tanggung jawab berjuang demi masa depan bangsa sehingga harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Selain bisa menyebarkan nilai-nilai Islam dengan memanfaatkan teknologi, santri juga bisa menumbuhkan ekonomi digital, tutup Cucun.
Sekian ulasan komprehensif mengenai pesantren benteng karakter santri di era modern yang saya berikan melalui pendidikan, agama, generasi muda, budaya, era modern Terima kasih telah mempercayakan kami sebagai sumber informasi cari inspirasi baru dan perhatikan pola makan sehat. Jika kamu peduli Terima kasih telah membaca
✦ Tanya AI